Salam Sobat Penurut, Ini Dia Pengertian Hipertensi Menurut Para Ahli
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang terjadi saat tekanan darah sistolik pada arteri sebesar 140 mmHg atau lebih, dan/atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang serius dan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan kerusakan saraf. Hipertensi tidak selalu menunjukkan gejala, sehingga seringkali disebut sebagai “pembunuh diam-diam”. Oleh karena itu, pengertian hipertensi menurut para ahli perlu dipahami dengan baik agar dapat melakukan pencegahan dan pengobatan dengan tepat.
Apa Itu Hipertensi?
Berdasarkan definisi dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), hipertensi adalah kondisi medis yang terjadi saat tekanan darah dalam arteri meningkat di atas tingkat yang normal. Tekanan darah terbentuk oleh dua angka, yaitu tekanan sistolik (angka atas) dan tekanan diastolik (angka bawah) yang diukur dalam milimeter air raksa (mmHg). Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah kurang dari 120/80 mmHg. Jika tekanan darah mencapai atau melebihi 140/90 mmHg, maka seseorang dikatakan mengalami hipertensi.
Apa Penyebab Hipertensi?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyebab hipertensi tidak selalu diketahui. Namun, beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi, antara lain:
Faktor Risiko | Keterangan |
---|---|
Usia | Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia |
Ras | Orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ras lainnya |
Riwayat Keluarga | Memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi meningkatkan risiko terjadinya hipertensi |
Kegemukan | Individu yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi |
Kurang Aktif | Individu yang kurang aktif atau jarang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi |
Kurang Asupan Garam | Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi |
Stres | Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi |
Bagaimana Cara Mendiagnosis Hipertensi?
Mendiagnosis hipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah pada seseorang. Tekanan darah diukur menggunakan alat yang disebut sphigmomanometer, di mana tekanan darah ditulis dengan dua angka (sistolik/diastolik). Untuk mendiagnosis hipertensi, tekanan darah harus diukur beberapa kali dan hasil rata-rata harus diketahui. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin memerintahkan tes darah dan urin untuk mengevaluasi kesehatan organ dalam.
Apa Gejala Hipertensi?
Sebagian besar orang yang mengalami hipertensi tidak merasakan gejala apapun. Oleh karena itu, hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam”. Namun, pada kasus yang lebih berat atau ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba, gejala yang mungkin muncul adalah:
- Sakit kepala
- Pusing
- Kesulitan bernafas
- Denyut jantung yang cepat atau tidak teratur
- Perubahan penglihatan
- Mulut kering
- Mual dan muntah
- Kegelisahan
- Tepergok tangan atau kaki
- Perubahan perilaku atau suasana hati
Apa Komplikasi Hipertensi?
Jika tidak diobati atau dikelola dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti:
- Stroke
- Serangan jantung
- Kejang
- Gangguan penglihatan dan kebutaan
- Gangguan ginjal
- Gangguan pembuluh darah di otak
- Kerusakan saraf
Apa Perbedaan Antara Hipertensi Primer dan Sekunder?
Hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer atau esensial adalah jenis hipertensi yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit ginjal, obstruksi arteri, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan mengobati penyebabnya, sementara hipertensi primer memerlukan perawatan seumur hidup.
Bagaimana Cara Mengobati Hipertensi?
Obat-obatan hipertensi biasanya diresepkan oleh dokter untuk menurunkan tekanan darah. Ada beberapa jenis obat-obatan hipertensi, termasuk:
- ACE inhibitors
- ARBs
- Diuretik
- Kalsium antagonis
- Beta blockers
- Alfa blockers
- Inhibitor penghambat renin
Selain itu, untuk mengobati hipertensi, dokter juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti mengubah pola makan, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, menurunkan berat badan, dan menghindari stres.
Siapa yang Berisiko Terkena Hipertensi?
Segala usia dan ras dapat mengalami hipertensi. Namun, beberapa kelompok berisiko lebih tinggi, antara lain:
- Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi
- Orang yang memiliki kegemukan atau obesitas
- Orang yang kurang aktif atau jarang berolahraga
- Orang yang memiliki konsumsi garam yang berlebihan
- Orang dengan riwayat penyakit kardiovaskular
Berapa Tingkat Tekanan Darah yang Dianggap Sehat?
Menurut American Heart Association (AHA), tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Tekanan darah yang lebih tinggi dari 120/80 mmHg hingga 129/80 mmHg dianggap normal, tetapi masih termasuk dalam rentang prehipertensi. Tekanan darah yang mencapai atau melebihi 130/80 mmHg dianggap hipertensi dan memerlukan perawatan.
Apa Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Hipertensi?
Beberapa cara untuk mencegah hipertensi antara lain:
- Mengubah pola makan
- Berolahraga secara teratur
- Menjaga berat badan yang sehat
- Menjaga asupan garam yang sehat
- Menghindari merokok dan alkohol
- Mengelola stres
- Menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah
Apakah Hipertensi Dapat Sembuh Total?
Untuk jenis hipertensi primer, tidak ada obat atau pengobatan yang dapat menyembuhkan hipertensi ini secara total. Namun, perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga agar tetap stabil. Untuk jenis hipertensi sekunder, memperbaiki pengobatan atau mengobati kondisi medis yang mendasar dapat mengurangi tekanan darah dan menyembuhkan hipertensi.
Apakah Obat-obatan Hipertensi Aman Dikonsumsi dalam Jangka Panjang?
Obat-obatan hipertensi aman dan efektif dalam mengontrol tekanan darah untuk jangka panjang. Namun, penggunaan obat-obatan hipertensi harus diawasi oleh dokter dan pasien harus melakukan tes darah dan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan bahwa obat-obatan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan organ dalam.
Apakah Hipertensi Berpengaruh pada Kehamilan?
Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan pada ibu dan janin, antara lain:
- Preeklamsia dan eklamsia
- Kerusakan organ dalam seperti ginjal dan hati
- Restriksi pertumbuhan janin
- Kelahiran prematur
- Kematian janin
Jika Anda sedang hamil dan memiliki hipertensi, penting untuk memantau tekanan darah secara teratur dan memeriksakan diri ke dokter untuk menghindari komplikasi yang lebih serius.
Bagaimana Cara Mengelola Hipertensi?
Untuk mengelola hipertensi, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Rutin memeriksakan tekanan darah
- Mengikuti rekomendasi pengobatan dan perubahan gaya hidup yang direkomendasikan oleh dokter
- Menghindari stres
- Menghindari makanan yang mengandung sodium tinggi
- Mengatur jadwal dan dosis penggunaan obat dengan benar
- Berhenti merokok dan menghindari alkohol
- Berolahraga secara teratur
Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang serius dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya. Penyebab hipertensi tidak selalu diketahui, tetapi beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit ini. Hipertensi dapat dikelola dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup, seperti mengubah pola makan dan berolahraga secara teratur. Penting untuk mengikuti rekomendasi dokter dan memantau tekanan darah secara teratur untuk menghindari komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Disclaimer
Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional, diagnosis, atau pengobatan. Sebelum memulai atau mengubah perawatan kesehatan, konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan profesional Anda.