Sobat Penurut, Apa Itu Imunisasi?
Imunisasi adalah proses memberikan vaksin pada seseorang untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin sendiri berisi kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh, namun masih bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dibutuhkan untuk melawan kuman yang sama di masa depan.
7 Paragraf Pendahuluan
Imunisasi adalah salah satu cara mencegah terjadinya penyakit. Dalam hal ini, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memiliki panduan dan rekomendasi mengenai imunisasi yang perlu dilakukan oleh anak-anak. Imunisasi sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat mengancam kehidupan anak atau bahkan menyebabkan kecacatan seumur hidup. Dalam artikel ini, Sobat Penurut akan mempelajari lebih lanjut tentang imunisasi menurut IDAI.
Menurut IDAI, vaksinasi dimulai dari bayi yang baru lahir hingga usia dewasa. Ada beberapa jenis vaksin yang perlu diberikan kepada anak-anak, antara lain vaksin untuk mencegah tuberculosis (TBC), hepatitis B, difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, dan infeksi pneumokokus. Vaksin ini harus diberikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh IDAI.
Dr. Devy Galuh Listiawan, M.Si Sp.A(K), salah satu dokter anak dan pengurus IDAI, menjelaskan bahwa imunisasi sangat penting untuk mencegah penyakit-penyakit pada bayi dan balita. Hal ini karena bayi dan balita memiliki sistem imun yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga mudah terkena penyakit.
Imunisasi tidak hanya melindungi si anak, tetapi juga dapat membantu melindungi orang lain di sekitarnya, terutama yang memiliki sistem imun yang lemah atau tidak bisa divaksinasi. Ini disebut dengan “imunitas kelompok” atau herd immunity.
Namun, imunisasi juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain demam, kemerahan atau pembengkakan pada tempat suntikan, dan reaksi alergi. Meskipun efek samping tersebut cukup umum terjadi, namun keuntungan dari imunisasi jauh lebih besar dibandingkan risiko efek samping.
Terakhir, Sobat Penurut juga perlu mengetahui bahwa imunisasi dilakukan secara berkelanjutan. Artinya, anak harus mengikuti jadwal imunisasi yang telah ditentukan oleh IDAI dan tidak boleh melewatkan imunisasi yang sudah seharusnya diberikan. Hal ini penting untuk menjaga kekebalan tubuh anak dan mencegah terjadinya penyakit.
Kelebihan Imunisasi Menurut IDAI
Imunisasi menurut IDAI memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Mencegah Penyakit Berbahaya
Imunisasi dapat mencegah terjadinya penyakit berbahaya seperti TBC, hepatitis B, difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, dan infeksi pneumokokus. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian atau kecacatan yang permanen pada anak.
2. Menjaga Kesehatan Anak
Imunisasi dapat membantu menjaga kesehatan anak dan mencegah terjadinya penyakit yang berpotensi mengancam kehidupan anak. Dengan begitu, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, serta dapat beraktivitas dengan optimal.
3. Menjaga Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Imunitas kelompok atau herd immunity akan membantu melindungi orang lain di sekitar anak, terutama yang memiliki sistem imun yang lemah atau tidak bisa divaksinasi. Hal ini dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan keluarga maupun masyarakat.
4. Efektif dan Aman
Vaksin yang digunakan dalam imunisasi menurut IDAI sudah terbukti efektif dan aman. Vaksin diproduksi dengan proses yang aman dan kontrol kualitas yang ketat, sehingga bisa dipastikan aman untuk digunakan pada anak-anak.
5. Menjaga Kestabilan Kehidupan
Imunisasi dapat membantu menjaga kestabilan kehidupan anak dan keluarga, karena penyakit dapat menyebabkan biaya pengobatan yang tinggi dan bahkan biaya pengobatan yang tidak terduga.
6. Terdapat Subsidi
Imunisasi juga dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau, bahkan di beberapa tempat ada subsidi untuk imunisasi pada anak-anak.
7. Menjaga Prestasi Anak
Imunisasi juga dapat membantu menjaga prestasi anak di sekolah, karena anak yang sehat akan dapat mempelajari hal-hal baru dengan mudah dan tidak ketinggalan pelajaran karena sakit.
Kekurangan Imunisasi Menurut IDAI
Imunisasi menurut IDAI memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Efek Samping
Meskipun efek samping dari imunisasi jarang terjadi, namun beberapa anak dapat mengalami efek samping seperti demam, kemerahan atau pembengkakan pada tempat suntikan, dan reaksi alergi.
2. Belum Terdapat Vaksin untuk Beberapa Penyakit
Tidak semua penyakit dapat dicegah dengan vaksinasi. Beberapa penyakit seperti HIV/AIDS dan malaria belum memiliki vaksin yang efektif dan aman.
3. Imunisasi Tidak Menjamin 100%
Imunisasi tidak menjamin bahwa anak tidak akan terkena penyakit. Meskipun jarang terjadi, namun ada kemungkinan anak tetap bisa terkena penyakit meskipun sudah divaksinasi.
4. Biaya Imunisasi
Beberapa vaksin yang diperlukan dalam imunisasi menurut IDAI memerlukan biaya yang cukup tinggi, sehingga bisa menjadi beban bagi keluarga yang kurang mampu.
5. Jadwal Imunisasi yang Padat
Jadwal imunisasi yang padat dapat membuat anak merasa tidak nyaman atau stres. Selain itu, jadwal imunisasi yang padat juga dapat membuat orang tua merasa kesulitan untuk mengatur waktu dan membagi biaya imunisasi.
6. Tidak Selalu Tersedia
Di beberapa daerah, imunisasi tidak selalu tersedia atau sulit untuk diakses. Hal ini dapat membuat beberapa anak tidak mendapatkan imunisasi yang diperlukan.
7. Dapat Menyebar Penyakit
Biasanya pada tempat imunisasi terdapat anak-anak yang sedang sakit, sehingga dapat menyebar penyakit kepada anak-anak yang lain.
Tabel Informasi Lengkap tentang Imunisasi Menurut IDAI
Vaksin | Usia | Jumlah Dosis | Jadwal |
---|---|---|---|
BCG | Baru Lahir | 1 | Secepatnya setelah lahir |
Hepatitis B | Baru Lahir | 3 | 0 – 1 – 6 bulan |
Polio | 2 bulan – 5 tahun | 4 | 2 – 4 – 6 – 18 bulan |
DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus) | 2 bulan – 5 tahun | 4 | 2 – 4 – 6 – 18 bulan |
MMR (Campak, Mumps, Rubella) | 9 bulan – 1 tahun | 1 | 9 bulan – 18 bulan |
IPV (Polio Inactivated) | 2 bulan – 5 tahun | 4 | 2 – 4 – 6 – 18 bulan |
Hib (Infeksi Haemophilus influenzae tipe b) | 2 bulan – 5 tahun | 3 | 2 – 4 – 6 bulan |
PCV (Infeksi Pneumokokus) | 2 bulan – 5 tahun | 3 | 2 – 4 – 6 bulan |
13 FAQ mengenai Imunisasi Menurut IDAI
1. Bagaimana cara memeriksa jadwal imunisasi anak?
Sobat Penurut bisa memeriksa jadwal imunisasi anak di klinik atau dokter spesialis anak terdekat. IDAI juga memiliki jadwal imunisasi yang bisa diakses melalui website resmi mereka.
2. Apa yang harus dilakukan jika anak melewatkan imunisasi?
Jika anak melewatkan imunisasi, Sobat Penurut sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengetahui rekomendasi tentang langkah-langkah yang perlu diambil.
3. Mengapa mengulang imunisasi diperlukan?
Pemulihan imunisasi diperlukan untuk memastikan bahwa anak memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat dan lebih baik dalam melawan penyakit.
4. Apakah vaksin harus diberikan sesuai jadwal?
Iya, vaksin harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini penting untuk melindungi anak dari penyakit yang berbahaya.
5. Apa yang harus dilakukan apabila anak mengalami efek samping setelah divaksinasi?
Jika anak mengalami efek samping setelah divaksinasi, Sobat Penurut sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengevaluasi efek samping yang terjadi.
6. Kapan imunisasi bisa dimulai?
Imunisasi bisa dimulai sejak bayi yang baru lahir. Ada beberapa vaksin yang perlu diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir.
7. Bagaimana cara menjaga keamanan vaksin?
Vaksin harus disimpan dalam suhu yang tepat dan tidak boleh digunakan setelah masa kadaluarsa. Selain itu, Sobat Penurut juga perlu memastikan bahwa vaksin digunakan oleh tenaga medis yang terampil dan terlatih.
8. Berapa lama vaksin bisa bertahan dalam tubuh?
Vaksin dapat bertahan dalam tubuh selama bertahun-tahun. Namun, kekebalan yang terbentuk dari vaksinasi bisa menurun seiring berjalannya waktu, sehingga pemulihan imunisasi diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh anak tetap optimal.
9. Apa yang harus dilakukan jika anak terkena penyakit yang sedang dicegah oleh vaksin?
Jika anak terkena penyakit yang sedang dicegah oleh vaksin, Sobat Penurut sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
10. Apa yang harus dilakukan jika anak merasa tidak nyaman setelah divaksinasi?
Jika anak merasa tidak nyaman setelah divaksinasi, Sobat Penurut sebaiknya memberikan perlakuan seperti memberikan obat penurun demam dan mengistirahatkan mereka.
11. Apakah vaksin dapat menyebabkan autis?
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin dapat menyebabkan autis. Beberapa penelitian telah dilakukan yang membantah hubungan antara vaksin dan autisme.
12. Apakah anak yang memiliki reaksi alergi berat terhadap vaksin tidak boleh divaksinasi lagi?
Banyak anak yang dapat divaksinasi setelah mengalami reaksi alergi yang berat terhad