Halo Sobat Penurut, Yuk Kenali Lebih Jauh Imunisasi Dasar Lengkap Menurut WHO!
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit yang efektif dan efisien. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong pelaksanaan imunisasi dasar lengkap pada anak-anak. Imunisasi dasar lengkap merupakan serangkaian pemberian imunisasi yang diberikan kepada bayi dan anak untuk melindungi mereka dari penyakit yang dapat mengancam nyawa.
Nah, Sobat Penurut, di artikel ini kita akan membahas tentang imunisasi dasar lengkap menurut WHO. Yuk, simak penjelasan selengkapnya!
Kelebihan dan Kekurangan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut WHO
Kelebihan:
- Memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen. π‘οΈ
- Mempercepat proses terjadinya herd immunity sehingga mampu menurunkan angka penularan penyakit. π
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. πͺ
- Mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut ke individu yang rentan terhadap penyakit. πΆ
Kekurangan:
- Terdapat efek samping, meskipun jarang terjadi dan umumnya bersifat ringan seperti demam atau reaksi lokal pada tempat suntikan. π€
- Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan imunisasi dapat menjadi kendala bagi beberapa keluarga atau negara. π°
- Pada kasus yang sangat jarang, imunisasi dapat menyebabkan reaksi serius dan bahkan kematian. π
- Beberapa orang mungkin memiliki kondisi medis tertentu yang membuat mereka tidak dapat menerima imunisasi. π
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan imunisasi dasar lengkap, kini saatnya kita bahas lebih detail tentang imunisasi dasar lengkap menurut WHO.
Apa Itu Imunisasi Dasar Lengkap Menurut WHO?
Imunisasi dasar lengkap menurut WHO adalah serangkaian pemberian imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi dan anak. Imunisasi dasar lengkap ini terdiri dari beberapa vaksin yang diberikan secara bertahap pada usia tertentu, yaitu:
Vaksin | Usia Pemberian |
---|---|
Bacillus Calmette Guerin (BCG) | 0-2 bulan |
Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP) | 2, 4, dan 6 bulan |
Polio (OPV/IPV) | 2, 4, dan 6 bulan, serta 18 bulan dan 5-6 tahun |
Hepatitis B | 0-2 bulan, dan 6-18 bulan |
Haemophilus Influenzae Type B (Hib) | 2, 4, dan 6 bulan |
Rotavirus | 2, 4, dan 6 bulan |
Setiap vaksin memiliki dosis yang sesuai dengan usia dan kondisi bayi. Pemberian imunisasi dasar lengkap ini bertujuan untuk melindungi bayi dari penyakit yang dapat membahayakan kesehatannya.
Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap Menurut WHO
Imunisasi dasar lengkap memiliki manfaat yang sangat penting dalam menjaga kesehatan bayi dan anak. Berikut ini adalah beberapa manfaat imunisasi dasar lengkap menurut WHO:
- Menjaga kesehatan bayi dan anak dari penyakit menular. Imunisasi dasar lengkap dapat melindungi anak dari penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, polio, hepatitis B, dan lain-lain. π€π‘οΈ
- Mempercepat proses herd immunity. Dengan adanya imunisasi dasar lengkap, angka penularan penyakit dapat menurun dan meningkatkan herd immunity pada masyarakat secara keseluruhan. π
- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan anak. Imunisasi dasar lengkap mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi dan anak serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. πͺ
- Mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut ke individu yang rentan terhadap penyakit. Imunisasi dasar lengkap dapat mencegah penyebaran infeksi penyakit ke individu lain, terutama orang-orang yang rentan terhadap penyakit, seperti orang tua dan lansia. πΆπ΄
FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Apakah imunisasi dasar lengkap benar-benar aman?
A: Ya, imunisasi dasar lengkap aman. Meskipun terdapat efek samping, namun efek samping tersebut umumnya bersifat ringan dan jarang terjadi. Jangan khawatir! Para tenaga medis telah terlatih untuk menangani reaksi yang mungkin terjadi pada bayi atau anak Anda. π€
Q: Apakah harus ada jeda waktu antar vaksin dalam imunisasi dasar lengkap?
A: Ya, harus ada jeda waktu antar vaksin dalam imunisasi dasar lengkap. Jeda waktu tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa tubuh bayi mampu membentuk kekebalan tubuh terhadap virus atau bakteri penyebab penyakit. Jeda waktu yang disarankan adalah 4 minggu antara vaksin DPT dan vaksin polio, serta 2 minggu antara vaksin lainnya. β°
Q: Bagaimana jika anak terlambat menerima imunisasi dasar lengkap?
A: Jangan khawatir jika anak terlambat menerima imunisasi dasar lengkap. Anak masih dapat diberikan vaksin sesuai jadwal imunisasi. Namun, jika anak terlambat lebih dari 1 bulan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jadwal vaksin yang tepat. π
Q: Apakah vaksin imunisasi dasar lengkap berisi virus atau bakteri hidup?
A: Beberapa vaksin imunisasi dasar lengkap mengandung virus atau bakteri yang dilemahkan atau mati. Vaksin-vaksin tersebut aman dan tidak akan mengakibatkan sakit pada bayi atau anak Anda. π¦
Q: Apakah vaksin imunisasi dasar lengkap efektif?
A: Ya, vaksin imunisasi dasar lengkap efektif dalam melindungi bayi dan anak dari berbagai penyakit menular. Namun, efektivitas vaksin tersebut tergantung pada jenis dan dosis vaksin, serta bagaimana vaksin tersebut disimpan dan diaplikasikan. π
Q: Apakah orang yang pernah menderita penyakit tertentu masih perlu divaksinasi?
A: Ya, orang yang pernah menderita penyakit tertentu masih perlu divaksinasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tubuh tetap memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut dan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali di kemudian hari. π€
Q: Kapan imunisasi dasar lengkap harus dimulai?
A: Imunisasi dasar lengkap harus dimulai segera setelah bayi lahir. Pemberian vaksin pertama, yaitu BCG, dapat diberikan pada bayi usia 0-2 bulan. ππΆ
Penutup
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat Penurut dalam memahami pentingnya imunisasi dasar lengkap menurut WHO. Imunisasi dasar lengkap merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang pada kesehatan anak dan masyarakat, sehingga sangat dianjurkan untuk dilakukan. Jika masih terdapat pertanyaan mengenai imunisasi dasar lengkap, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait. Terima kasih telah membaca!
Disclaimer: Artikel ini disusun sebagai informasi saja dan tidak sebagai pengganti nasihat medis profesional. Pembaca disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait sebelum melakukan tindakan medis.