Halo Sobat Penurut, Apa Itu Aqiqah?
Aqiqah adalah sebuah tradisi dalam Islam yang dilakukan oleh orangtua setelah lahirnya bayi. Tradisi ini dilakukan dengan menyembelih hewan qurban dan mengadakannya hajatan. Aqiqah merupakan sebuah simbol syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi. Selain itu, aqiqah juga memiliki tujuan sosial dengan membagikan daging kurban kepada orang yang membutuhkan.
Pendahuluan: Apa Hukum Aqiqah Menurut Muhammadiyah?
Dalam ajaran Islam, aqiqah dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap keluarga muslim yang memiliki bayi baru lahir. Namun, ada beberapa perbedaan pendapat mengenai hukum aqiqah. Di antaranya adalah hukum aqiqah menurut Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang memiliki pandangan dan prinsip berbeda dengan organisasi Islam lainnya. Lalu, apa hukum aqiqah menurut Muhammadiyah? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Aqiqah Sunnah atau Wajib?
Menurut Muhammadiyah, aqiqah adalah sunnah, bukan wajib. Artinya, jika seorang muslim tidak melaksanakan aqiqah, maka tidak akan terkena dosa. Namun, tetap disarankan untuk melaksanakan aqiqah sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi.
2. Jumlah Hewan Qurban yang Disembelih
Jumlah hewan qurban yang disembelih dalam aqiqah menurut Muhammadiyah tidak diatur secara spesifik. Namun, disarankan untuk memotong satu ekor kambing untuk setiap bayi perempuan dan dua ekor kambing untuk setiap bayi laki-laki. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi.
3. Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Waktu pelaksanaan aqiqah menurut Muhammadiyah dapat dilakukan pada waktu yang tidak terikat. Artinya, aqiqah bisa dilakukan pada hari kelahiran bayi, sebulan setelah kelahiran bayi, atau bahkan setahun setelah kelahiran bayi.
4. Jenis Hewan yang Dapat Dikorbankan
Muhammadiyah memperbolehkan untuk menyembelih kambing, sapi, atau unta dalam aqiqah. Namun, sebaiknya dipilih hewan yang sehat dan layak konsumsi manusia.
5. Daging Kurban Sebagai Sedekah
Dalam aqiqah menurut Muhammadiyah, daging kurban yang didapat dapat disedekahkan pada orang yang membutuhkan. Namun, Muhammadiyah tidak mempermasalahkan apabila keluarga yang melaksanakan aqiqah ingin memakan daging kurban tersebut sendiri.
6. Pelaksanaan Aqiqah Oleh Pihak Lain
Muhammadiyah memperbolehkan untuk mempercayakan pelaksanaan aqiqah kepada pihak lain, seperti lembaga sosial atau yayasan. Namun, tetap disarankan agar keluarga yang melaksanakan aqiqah turut terlibat dalam proses pelaksanaan aqiqah tersebut.
7. Perbedaan Hukum Aqiqah Menurut Muhammadiyah Dengan Lainnya
Perbedaan hukum aqiqah menurut Muhammadiyah dengan organisasi Islam lainnya terletak pada status aqiqah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Muhammadiyah menganggap aqiqah sebagai sunnah, bukan wajib. Sementara itu, organisasi Islam lainnya seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menganggap aqiqah sebagai wajib.
Kelebihan dan Kekurangan Hukum Aqiqah Menurut Muhammadiyah
1. Kelebihan Aqiqah Menurut Muhammadiyah
Salah satu kelebihan aqiqah menurut Muhammadiyah adalah tidak menganggap aqiqah sebagai kewajiban. Hal ini meminimalisir tekanan bagi keluarga yang tidak mampu melaksanakan aqiqah karena faktor finansial atau alasan lainnya. Selain itu, Muhammadiyah juga memberikan kebebasan bagi keluarga untuk menentukan waktu, tempat, dan jumlah hewan qurban yang akan disembelih.
Kelebihan lain dari aqiqah menurut Muhammadiyah adalah dapat mempererat tali silaturahmi dan memberikan manfaat sosial. Dengan membagikan daging kurban kepada orang yang membutuhkan, aqiqah dapat membantu meringankan beban hidup mereka. Hal ini juga dapat menjadi sebuah motivasi bagi keluarga muslim untuk selalu berbagi dengan sesama.
2. Kekurangan Aqiqah Menurut Muhammadiyah
Kekurangan aqiqah menurut Muhammadiyah adalah tidak memberikan penghargaan yang besar bagi keluarga yang melaksanakan aqiqah. Karena Muhammadiyah menganggap aqiqah sebagai sunnah, bukan wajib, maka tidak ada rejeki dari Allah SWT yang akan diterima oleh keluarga yang melaksanakan aqiqah. Selain itu, aqiqah menurut Muhammadiyah juga tidak memiliki pengaruh penting dalam agama, seperti halnya shalat, puasa, atau zakat.
Tabel Informasi Aqiqah Menurut Muhammadiyah
No. | Informasi | Keterangan |
---|---|---|
1 | Waktu Pelaksanaan | Fleksibel |
2 | Keperluan Hewan Qurban | Tidak diatur secara spesifik |
3 | Jumlah Hewan Qurban | Disarankan 1 ekor untuk bayi perempuan dan 2 ekor untuk bayi laki-laki |
4 | Jenis Hewan Qurban | Kambing, sapi, atau unta |
5 | Peran Keluarga dalam Pelaksanaan Aqiqah | Turut terlibat dalam proses pelaksanaan aqiqah |
6 | Pelaksanaan Aqiqah oleh Pihak Lain | Diperbolehkan |
7 | Status Aqiqah | Sunnah, bukan wajib |
FAQ tentang Hukum Aqiqah Menurut Muhammadiyah
1. Bagaimana Jika Tidak Melaksanakan Aqiqah?
Tidak ada dosa bagi keluarga yang tidak melaksanakan aqiqah menurut Muhammadiyah. Namun, tetap disarankan untuk melaksanakan aqiqah sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi.
2. Berapa Jumlah Hewan Qurban yang Disembelih?
Jumlah hewan qurban yang disembelih dalam aqiqah menurut Muhammadiyah tidak diatur secara spesifik. Namun, disarankan untuk memotong satu ekor kambing untuk setiap bayi perempuan dan dua ekor kambing untuk setiap bayi laki-laki.
3. Apakah Aqiqah Sama dengan Kurban?
Tidak sama. Aqiqah dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran bayi, sementara kurban dilakukan sebagai ibadah pada hari raya Idul Adha.
4. Kapan Waktu yang Tepat untuk Melaksanakan Aqiqah?
Waktu pelaksanaan aqiqah menurut Muhammadiyah bisa dilakukan pada hari kelahiran bayi, sebulan setelah kelahiran bayi, atau bahkan setahun setelah kelahiran bayi. Namun, sebaiknya dilakukan secepatnya.
5. Apakah Daging Kurban Harus Disedekahkan?
Daging kurban yang didapat dari aqiqah menurut Muhammadiyah dapat disedekahkan pada orang yang membutuhkan, namun tidak masalah jika keluarga yang melaksanakan aqiqah ingin memakan daging tersebut sendiri.
6. Apakah Hukum Aqiqah Berbeda Antar Organisasi Islam?
Ya, hukum aqiqah dapat berbeda antara organisasi Islam satu dengan yang lainnya. Muhammadiyah menganggap aqiqah sebagai sunnah, sementara organisasi Islam lainnya menganggap aqiqah sebagai wajib.
7. Dapatkah Pelaksanaan Aqiqah Dipercayakan ke Pihak Lain?
Ya, Muhammadiyah memperbolehkan keluarga yang melaksanakan aqiqah untuk mempercayakan pelaksanaan aqiqah pada pihak lain, seperti yayasan sosial.
8. Berapa Lama Waktu Pelaksanaan Aqiqah?
Waktu pelaksanaan aqiqah menurut Muhammadiyah tidak diatur secara spesifik, disesuaikan dengan kebutuhan keluarga yang melaksanakan aqiqah.
9. Apa yang Mendasari Muhammadiyah Menganggap Aqiqah Sebagai Sunnah?
Muhammadiyah menganggap aqiqah sebagai sunnah karena aqiqah bukan merupakan salah satu rukun Islam, melainkan hanya tradisi.
10. Siapakah yang Boleh Mengadakan Aqiqah?
Setiap keluarga muslim yang memiliki bayi baru lahir dapat mengadakan aqiqah.
11. Apakah Aqiqah Berlaku untuk Bayi yang Meninggal Dunia?
Tidak. Aqiqah hanya berlaku untuk bayi yang lahir dan masih hidup.
12. Apa yang Dilakukan dengan Daging Kurban Setelah Aqiqah?
Daging kurban yang didapat dari aqiqah menurut Muhammadiyah dapat dimakan sendiri atau disedekahkan pada orang yang membutuhkan.
13. Apakah Aqiqah Harus Dilaksanakan Sekaligus Saat Kelahiran?
Tidak, aqiqah dapat dilaksanakan pada waktu yang fleksibel, bisa dilakukan sebulan atau bahkan setahun setelah kelahiran bayi.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum aqiqah menurut Muhammadiyah adalah sunnah, bukan wajib. Jumlah hewan qurban yang disembelih dan waktu pelaksanaan aqiqah tidak diatur secara spesifik, namun disarankan untuk memotong satu ekor kambing untuk bayi perempuan dan dua ekor kambing untuk bayi laki-laki. Daging kurban yang didapat dapat dimakan sendiri atau disedekahkan pada orang yang membutuhkan. Meski tidak termasuk dalam rukun Islam, aqiqah memiliki manfaat sosial dan dapat mempererat tali silaturahmi. Perbedaan hukum aqiqah menurut Muhammadiyah dengan organisasi Islam lainnya terletak pada status aqiqah. Sebagai seorang muslim, disarankan untuk melaksanakan aqiqah sebagai bentuk syukur atas kelahiran bayi, namun tetap disesuaikan dengan kondisi finansial dan kebutuhan keluarga.
Kata Penutup
Demikianlah informasi tentang hukum aqiqah menurut Muhammadiyah. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua. Sebagai seorang muslim, mari kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan selalu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai selesai.