[blackwarrior_placement id="4468"]

Hari Baik Menurut Lontara Bugis

Pendahuluan

Salam Sobat Penurut, dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan kepercayaan sebagai pedoman dalam bertindak. Begitu juga dengan masyarakat Bugis, yang memiliki kepercayaan dalam menentukan hari baik dan buruk melalui Lontara Bugis. Lontara Bugis sendiri merupakan dokumentasi tertulis dari kepercayaan dan budaya masyarakat Bugis yang hingga saat ini masih dipercaya dan dihormati oleh masyarakat Bugis. Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai Hari Baik Menurut Lontara Bugis.

Masyarakat Bugis percaya bahwa Lontara Bugis memiliki kemampuan untuk menentukan hari baik dan buruk dalam kehidupan mereka. Maka dari itu, Lontara Bugis menjadi acuan dalam menentukan waktu pelaksanaan kegiatan seperti pernikahan, pembangunan rumah, maupun aktivitas sehari-hari lainnya.

Namun, seiring berkembangnya zaman, kepercayaan terhadap Lontara Bugis mulai berkurang dan tergantikan dengan pengaruh agama. Hal tersebut membuat beberapa orang menganggap Lontara Bugis hanya mitos belaka. Walaupun begitu, masih banyak masyarakat Bugis yang mempercayai dan mengikuti tuntunan Lontara Bugis.

Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai kepercayaan masyarakat Bugis terhadap Lontara Bugis dan bagaimana mereka menentukan hari baik dan buruk melalui Lontara Bugis.

Apa itu Lontara Bugis?

Lontara Bugis adalah sebuah aksara kuno yang digunakan oleh masyarakat Bugis untuk menulis bahasa mereka. Nama “Lontara” berasal dari kata “Lonta” yang berarti tulisan atau tulisan tangan, sedangkan Bugis adalah suku yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Lontara Bugis berisi tentang sejarah, kepercayaan, sistem pemerintahan, dan budaya masyarakat Bugis. Lontara Bugis sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu Lontara na’ dan Lontara ri. Lontara na’ adalah Lontara yang digunakan dalam berbagai kegiatan seperti perkawinan, adat istiadat, dan pembukaan lahan. Sedangkan Lontara ri adalah Lontara yang digunakan untuk menulis naskah-naskah seperti cerita rakyat, kitab suci, dan sejarah.

Bagaimana Masyarakat Bugis Menentukan Hari Baik?

Masyarakat Bugis mempercayai bahwa setiap hari memiliki karakteristik dan energi yang berbeda-beda. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh gerak planet-planet dalam sistem tata surya serta fase bulan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Bugis, setiap harinya memiliki tiga siklus yaitu siklus hari, bulan dan tahun.

Untuk menentukan hari baik, masyarakat Bugis mengikuti petunjuk yang tercantum dalam Lontara Bugis. Dalam Lontara Bugis, terdapat kategori-kategori hari baik dan buruk yang disebut dengan “mejjalang”. Pada hari baik, masyarakat Bugis percaya bahwa segala hal yang dilakukan akan berjalan lancar dan membawa keberuntungan.

Mejjalang Berdasarkan Bulan

Mejjalang bulan adalah kategori hari baik dan buruk yang dikelompokkan berdasarkan bulan kalender masyarakat Bugis. Berikut beberapa mejjalang beserta penjelasannya:

Mejjalang Bulan Keterangan
Sirre Januari Hari baik untuk melakukan upacara adat
Sandikki Februari Hari baik untuk membangun rumah
Padangilampe’ Maret Hari baik untuk memulai aktivitas pertanian
Massoko’ April Hari buruk untuk melakukan perkawinan
Labbu’ Mei Hari baik untuk melakukan komunikasi bisnis
Sipe’ Juni Hari baik untuk melakukan perjalanan
Pappaji’ Juli Hari buruk untuk melakukan pembangunan rumah
Lipuanto Agustus Hari baik untuk melaut dan membuat perahu
Siji’ September Hari baik untuk melakukan aktivitas di alam bebas
Tumpangtindang Oktober Hari buruk untuk melakukan perkawinan
Jummongi’ November Hari baik untuk merayakan kelahiran bayi
Basangke’ Desember Hari baik untuk memulai usaha baru

Kelebihan dan Kekurangan Hari Baik Menurut Lontara Bugis

Kelebihan Hari Baik Menurut Lontara Bugis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masyarakat Bugis mempercayai bahwa hari baik dapat membawa keberuntungan bagi segala aktivitas yang dilakukan. Selain itu, berikut adalah beberapa kelebihan dari hari baik menurut Lontara Bugis:

  1. Memperkuat hubungan sosial antar masyarakat dan keluarga
  2. Membantu memudahkan pelaksanaan upacara adat
  3. Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi seperti pembangunan rumah, pembukaan lahan, dan sebagainya
  4. Memperoleh hasil yang baik, menguntungkan, dan dapat diandalkan

Kekurangan Hari Baik Menurut Lontara Bugis

Namun, selain memiliki kelebihan, hari baik menurut Lontara Bugis juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

  1. Hari baik dan buruk ditentukan berdasarkan kepercayaan, bukan ilmu pengetahuan yang pasti
  2. Tidak semua orang mempercayai kepercayaan hari baik dan buruk menurut Lontara Bugis
  3. Tidak selalu memungkinkan untuk menunda kegiatan hanya karena hari yang tidak baik menurut Lontara Bugis, misalnya dalam keadaan darurat atau penting

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa pengertian Lontara Bugis?

Lontara Bugis adalah sebuah aksara kuno yang digunakan oleh masyarakat Bugis untuk menulis bahasa mereka.

2. Apa saja jenis Lontara Bugis?

Lontara Bugis terdiri dari dua jenis, yaitu Lontara na’ dan Lontara ri. Lontara na’ adalah Lontara yang digunakan dalam berbagai kegiatan seperti perkawinan, adat istiadat, dan pembukaan lahan. Sedangkan Lontara ri adalah Lontara yang digunakan untuk menulis naskah-naskah seperti cerita rakyat, kitab suci, dan sejarah.

3. Apa itu mejjalang?

Mejjalang adalah kategori hari baik dan buruk dalam Lontara Bugis yang dikelompokkan berdasarkan bulan kalender masyarakat Bugis.

4. Bagaimana masyarakat Bugis menentukan hari baik dan buruk?

Masyarakat Bugis menentukan hari baik dan buruk melalui Lontara Bugis yang dijadikan acuan dalam menentukan waktu pelaksanaan kegiatan seperti pernikahan, pembangunan rumah, maupun aktivitas sehari-hari lainnya.

5. Apa saja kelebihan hari baik menurut Lontara Bugis?

Beberapa kelebihan hari baik menurut Lontara Bugis adalah memperkuat hubungan sosial antar masyarakat dan keluarga, membantu memudahkan pelaksanaan upacara adat, menentukan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi, dan memperoleh hasil yang baik, menguntungkan, dan dapat diandalkan.

6. Adakah kekurangan pada Hari Baik Menurut Lontara Bugis?

Beberapa kekurangan pada Hari Baik Menurut Lontara Bugis adalah hari baik dan buruk ditentukan berdasarkan kepercayaan, bukan ilmu pengetahuan yang pasti, tidak semua orang mempercayai kepercayaan hari baik dan buruk menurut Lontara Bugis, dan tidak selalu memungkinkan untuk menunda kegiatan hanya karena hari yang tidak baik menurut Lontara Bugis, misalnya dalam keadaan darurat atau penting.

7. Apa pengaruh gerak planet terhadap Lontara Bugis?

Gerak planet dalam sistem tata surya serta fase bulan mempengaruhi karakteristik dan energi setiap harinya yang tercermin dalam Lontara Bugis.

Kesimpulan

Dalam kepercayaan masyarakat Bugis, Lontara Bugis digunakan sebagai acuan dalam menentukan hari baik dan buruk. Masyarakat Bugis percaya bahwa setiap harinya memiliki karakteristik dan energi yang berbeda tergantung pada gerak planet dalam sistem tata surya serta fase bulan. Hari baik menurut Lontara Bugis memiliki kelebihan seperti memperkuat hubungan sosial antar masyarakat dan keluarga, membantu memudahkan pelaksanaan upacara adat, dan memperoleh hasil yang baik dan dapat diandalkan. Namun, kepercayaan hari baik dan buruk menurut Lontara Bugis juga memiliki kekurangan seperti ditentukan berdasarkan kepercayaan, bukan ilmu pengetahuan yang pasti. Meskipun begitu, masih banyak masyarakat Bugis yang mempercayai dan mengikuti tuntunan Lontara Bugis.

Jangan ragu untuk mengikuti kepercayaan dan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Mari kita lestarikan dan memperkenalkan kepada generasi selanjutnya. Terima kasih telah membaca artikel ini.

Penutup

Sekarang, Sobat Penurut telah memiliki pengetahuan baru mengenai Hari Baik Menurut Lontara Bugis. Namun, perlu diingat bahwa artikel ini hanya memberikan penjelasan singkat dan masih banyak lagi sumber bacaan yang dapat Sobat Penurut cari untuk mengetahui lebih dalam mengenai Lontara Bugis.

Salam, Sobat Penurut.

Related video of Hari Baik Menurut Lontara Bugis